1. Tes
Trendelenburg
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan
musculus gluteus medius apakah normal atau tidak.
Langkah-langkah :
a. Pemeriksa
berdiri dibelakang pasien.
b. Kemudian
mintalah pasien untuk berdiri satu kaki.
Normal
: Jika pasien dapat berdiri tegak, musculus gluteus medius pada tungkai akan berkontraksi
dan menyangga saat tungkai terangkat. Letak pelvic sejajar.
Positif
: Akan terlihat garis pantat turun pada kaki yang diangkat pada pasien dengan kelemahan
pada m. gluteus minimus.
2. Tes
Ober
Tujuan :
Untuk mengetahui
kontraksi iliotibialis apakah normal atau tidak.
Langkah-langkah :
a. Pasien
tidur miring, abduksikan kaki sejauh mungkin.
b. Fleksikan
knee 90˚ sambil terapis memegang hip joint untuk merileksasikan traktus
iliotibialis.
c. Lepaskan
tungkai yang diabduksikan tadi
Normal : pasien
masih bisa mempertahankan posisi tersebut.
Positif : pasien
tidak bisa mempertahankan posisi tersebut.
3. Tes
Gapping Anterior
Tujuan :
Untuk mengetahui
apakah ada kelainan pada sacro iliaca joint atau lig. Anterior Sacroiliaca
Joint.
Langkah-langkah :
a. Pasien
berbaring terlentang dan tangan terapis bersilangan di SIAS.
b. Setelah
itu lakukan kompresi.
Positif : Terjadi nyeri maka positip kelainan pada
sacro iliaca joint atau lig. Anterior Sacroiliaca Joint.
4. Tes
Gapping Posterior
Tujuan :
Mengetahui adakah
kelainan pada sacro iliaca joint atau Ligamen. posterior sacroiliaca joint atau
tidak.
Langkah –langkah :
a. Pasien
tidur miring dan tangan terapis berada region pelvis.
b. Setelah
itu lakukan kompresi.
Positif : Jika
terasa nyeri maka hasil pemeriksaan positif adanya kelainan pada sacro iliaca
joint atau Ligamen. posterior sacroiliaca joint.
5. Tes
Patrick (Fabere Test)
Tujuan :
Mengetahui
kelainan di group adductor atau Lig. anterior hip, atau ligament Anterior
Sacroiliaca Joint.
Langkah-langkah :
a. Pasien
tidur terlentang
b. Calcaneus
menyentuh patella
c. Tangan
pemeriksa berada di SIAS dan bagian medial dari knee.
d. Setelah
itu lakukan kompresi,
Positif : apabila terjadi nyeri maka positif
6. Tes
Anti Patrick
Tujuan :
Untuk mengetahui
apakah terjadi kelainan pada Lig. Posterior Sacroiliaca Joint.
Langkah –langkah :
a. Pasien
tidur terlentang dan kaki internal rotasi.
b. Tangan
terapis memegang pergelangan kaki dan bagian lateral dari knee.
c. Setelah
itu lakukan penekanan.
Positif : Apabila terjadi nyeri maka terjadi
kelainan pada Lig. Posterior Sacroiliaca Joint.
7. Straight
Leg Raising (SLR)
Tes ini dapat
dikombinasi dengan fleksi leher atau fleksi dorsal dari kaki. Apabila positif
maka terjadi yang mengakibatkan nyeri kejut yang amat sangat, maka kemungkinan
besar bahwa ada rangsangan dari satu akar atau lebih dari L4 sampai S2
8. Prone
Knee Bending Test
Tujuan :
Untuk mengetahui
adakah cedera akar saraf L2 atau L3 atau m.quadriseps yang tegang.
Langkah-langkah :
a. Posisi
pasien tengkurap,
b. Terapis
memfleksikan knee pasien sedapat mungkin dan memastikan hip pasien tidak
rotasi.
Nyeri unilateral di daerah lumbal mungkin indikasi
cedera akar saraf L2 atau L3. Sedangkan nyeri di bagian depan paha indikasi
m.quadriseps tegang. Tes ini juga mengulur n. femoralis. Posisi knee fleksi ini
dipertahankan antara 45-60 detik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar