Minggu, 29 Januari 2012

Pemeriksaan Khusus pada Hip


1.      Tes Trendelenburg
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan musculus gluteus medius apakah normal atau tidak.
Langkah-langkah :
a.       Pemeriksa berdiri dibelakang pasien.
b.      Kemudian mintalah pasien untuk berdiri satu kaki.
Normal : Jika pasien dapat berdiri tegak, musculus gluteus medius pada tungkai akan berkontraksi dan menyangga saat tungkai terangkat. Letak pelvic sejajar.
Positif : Akan terlihat garis pantat turun pada kaki yang diangkat pada pasien dengan kelemahan pada m. gluteus minimus.



2.      Tes Ober
Tujuan :
Untuk mengetahui kontraksi iliotibialis apakah normal atau tidak.
Langkah-langkah :
a.       Pasien tidur miring, abduksikan kaki sejauh mungkin.
b.      Fleksikan knee 90˚ sambil terapis memegang hip joint untuk merileksasikan traktus iliotibialis.
c.       Lepaskan tungkai yang diabduksikan tadi
Normal : pasien masih bisa mempertahankan posisi tersebut.
Positif : pasien tidak bisa mempertahankan posisi tersebut.

  
3.      Tes Gapping Anterior
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sacro iliaca joint atau lig. Anterior Sacroiliaca Joint.
Langkah-langkah :
a.       Pasien berbaring terlentang dan tangan terapis bersilangan di SIAS.
b.      Setelah itu lakukan kompresi.
Positif : Terjadi nyeri maka positip kelainan pada sacro iliaca joint atau lig. Anterior Sacroiliaca Joint.



4.      Tes Gapping Posterior
Tujuan :
Mengetahui adakah kelainan pada sacro iliaca joint atau Ligamen. posterior sacroiliaca joint atau tidak.
Langkah –langkah :
a.       Pasien tidur miring dan tangan terapis berada region pelvis.
b.      Setelah itu lakukan kompresi.
Positif : Jika terasa nyeri maka hasil pemeriksaan positif adanya kelainan pada sacro iliaca joint atau Ligamen. posterior sacroiliaca joint.



5.      Tes Patrick (Fabere Test)
Tujuan :
Mengetahui kelainan di group adductor atau Lig. anterior hip, atau ligament Anterior Sacroiliaca Joint.
Langkah-langkah :
a.       Pasien tidur terlentang
b.      Calcaneus menyentuh patella
c.       Tangan pemeriksa berada di SIAS dan bagian medial dari knee.
d.      Setelah itu lakukan kompresi,
Positif : apabila terjadi nyeri maka positif


6.      Tes Anti Patrick
Tujuan :
Untuk mengetahui apakah terjadi kelainan pada Lig. Posterior Sacroiliaca Joint.
Langkah –langkah :
a.       Pasien tidur terlentang dan kaki internal rotasi.
b.      Tangan terapis memegang pergelangan kaki dan bagian lateral dari knee.
c.       Setelah itu lakukan penekanan.
Positif : Apabila terjadi nyeri maka terjadi kelainan pada Lig. Posterior Sacroiliaca Joint.


7.      Straight Leg Raising (SLR)
Tes ini dapat dikombinasi dengan fleksi leher atau fleksi dorsal dari kaki. Apabila positif maka terjadi yang mengakibatkan nyeri kejut yang amat sangat, maka kemungkinan besar bahwa ada rangsangan dari satu akar atau lebih dari L4 sampai S2



8.      Prone Knee Bending Test
Tujuan :
Untuk mengetahui adakah cedera akar saraf L2 atau L3 atau m.quadriseps yang tegang.
Langkah-langkah :
a.       Posisi pasien tengkurap,
b.      Terapis memfleksikan knee pasien sedapat mungkin dan memastikan hip pasien tidak rotasi.
Nyeri unilateral di daerah lumbal mungkin indikasi cedera akar saraf L2 atau L3. Sedangkan nyeri di bagian depan paha indikasi m.quadriseps tegang. Tes ini juga mengulur n. femoralis. Posisi knee fleksi ini dipertahankan antara 45-60 detik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar